Pelajar Kalimantan Curi Perhatian Juri Dari LIPI dan PTN Terkenal Indonesia
Tanah merupakan suatu hal yang sangat penting peranannya bagi semua
kehidupan di bumi. Tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan hara dan air sekaligus
sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi
tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup
berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian
besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Jika struktur
tanah tidak baik, maka tanaman juga tidak akan bisa tumbuh dengan baik.
Tanah
yang subur akan membantu proses pertumbuhan tanaman dan hal ini juga didukung
dengan penyiraman dan pemberian pupuk agar tanaman menghasilkan tetap terjaga
kesuburannya. Jenis tanah di wilayah Indonesia umumnya berbeda-beda. Ada jenis
tanah vulkanis yang dikenal tingkat kesuburannya, ada juga tanah aluvial yang
berasal dari sedimen lumpur, dan ada juga tanah organosol atau yang biasa
dikenal dengan tanah gambut. Tanah gambut adalah tanah yang paling banyak kita
bisa jumpai di Indonesia. Tanah ini
terbentuk dari proses pelapukan bahan -bahan organik, seperti dari sisa
pembusukan tanaman rawa. Pembusukan bahan organik yang terjadi pada
tanaman ini terjadi kurang sempurna karena selalu tergenang air. Karena
pembusukan yang terjadi kurang sempurna, tanah gambut cenderung bersifat asam
hingga sangat asam. Karena selalu tergenang air, jenis tanah gambut ini kurang
baik untuk pertanian.
Kalimantan
adalah salah satu pulau dengan dominasi tanah gambut terbanyak. Tidak heran jika
di pulau ini cukup susah untuk bercocok tanam. Salah satu komodias perkebunan
yang paling terkenal adalah kelapa sawit. Kelapa sawit menjadi tumpuan
perekonomian masyarakat. Seperti yang terjadi di Kalimantan Barat. Tanah yang
sudah ditanami kelapa sawit akan berkurang tingkat kesuburannya dan bahkan
tidak bisa ditanami dengan tanaman lain. Hal inilah yang membuat pelajar
SMPN 01 Sanggau, Idelle Ariqa, Dustin Raka Widiananta Aslam melakukan
penelitian. Didampingi gurunya, mereka berhasil menemukan formula sederhana
untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit. Abu
hasil pembakaran CPO (abu boiler) yang kerap dibuang berhasil disulap menjadi
campuran penyubur lahan. Hasil penilitia inilah yang membawa mereka berhasil
menyabet predikat Peneliti Cilik Terunggul tingkat nasional dalam ajang Kalbe
Junior Scientist Award 2017 pada 10-16 Oktober di Jakarta. Wiwin Asriningrum
selaku guru pembimbingnya mengatakan prestasi tersebut tidak didapatkan secara instan. Ada proses cukup
panjang yang harus dilalui. Mereka melakukan penelitian sejak Januari 2016.
Setelah lima bulan, mereka menemukan formula yang cocok. Sebab, saat uji coba,
ada perlakuan satu, dua, tiga, dan gagal. Sekitar lima bulan itu bisa tumbuh
dengan baik, hampir sama ketika menggunakan pupuk kimia.
Salah satu yang menjadi kebanggan dari pelajar ini adalah
siswa dari SMPN 01 Sanggau ini merupakan
perwakilan satu-satunya dari Kalimantan. Dalam kompetisi ini juga Jurinya berasal
LIPI, UGM dan UI. Indonesia harus bangga karena mempunyai bibit masa depan
bangsa yang berprestasi. Pemerintah tentunya harus mengapresiasi dan terus
mengembangkan bibit-bibit unggul penerus bangsa, agar nantinya sumber daya
manusia Indonesia tidak akan kalah bersaing dengan Negara lain.
Sumber : Kalbarnews.com
Komentar
Posting Komentar